Pasar Saham Asia: Akibat Sinyal Beragam dari China, Menguji Para Trader Menjelang Pembicaraan Utama Fed

Point Berita Pasar Saham Asia Hari Ini
- Ekuitas kawasan Asia-Pasifik lebih tinggi ketika PMI (Indeks Manajemen Pembelian) China, kecemasan pembeli sebelum Powell
- Imbal hasil Treasury AS lamban walaupun ada harapan hawkish dari ketua Fed Powell
- Komoditas menyambut mundurnya Dolar Amerika terhadap kenaikan ringan
- Data redup dari Australia, Selandia Baru & Jepang menambah filter kedalam pergerakan bullish.
Di sisi yang lain, saham kawasan China telah menggilas ke level yang lebih tinggi karena negara tersebut mengumumkan berbagai macam langkah untuk melakukan pelonggaran terhadap lockdown yang ketat di wilayah utama setelah melihat penurunan terhadap infeksi virus corona harian dari rekor yang tertinggi. Namun, pada data aktivitas China yang redup pada bulan November suasana positif virus di negara yang mendapat julukan “Negeri tirai bambu” tersebut, Konon, Indeks Manajemen Pembelian manufaktur NBS resmi dari China turun ke level 48,0 dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yaitu 49,2 dan 49,0. Detail lebih lanjut mengatakan bahwa PMI Non-Manufaktur juga ikut merosot ke level 46,7 dari perkiraan sebelumnya yaitu 48,7 dan 51,7. Selanjutnya masih dari tempat lain, ASX 200 Australia naik di level 0,20% karena pengaruh dari angka inflasi yang mengecewakan sehingga mengingkatkan ekspektasi kenaikan pada suku bunga dari RBA (Reverse Bank of Australia). Indeks Harga Konsumen (CPI) bulanan dari negara Australia menjadi 6,9% YoY dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yaitu 7,4% dan 7,3%.
Sejalan dengan hal tersebut, NZX 50 dari Selandia Baru menguat dan mendekati 1,0% setelah zin bangunan dari Selandia Baru yang mengalami keredupan untuk bulan Oktober sekitar -10,7% MoM melawan 2,4% yang diharapkan sebelumnya sekitar 3,6%.
